Mengenal Gut Brain, Heart Brain dan Head Brain
23 September 2025
Hari ini kayaknya pengen ngobrolin soal NPD.
Narcissistic Personality Disorder (NPD) adalah gangguan kepribadian yang ditandai dengan rasa penting diri yang berlebihan, kebutuhan besar akan pujian, serta kurangnya empati terhadap orang lain. Penderitanya sering merasa lebih unggul dari orang lain, menuntut perlakuan istimewa, dan cenderung memanipulasi orang di sekitarnya demi kepentingan pribadi. Meskipun terlihat percaya diri, sebenarnya mereka rapuh secara emosional, mudah tersinggung, dan sulit menerima kritik.
Jika diberi fakta. Marah. Sulit meminta maaf. Maunya diangkat setinggi langit. Yang benar mutlak dirinya, di luar dirinya, salah semua. Dan jelas gak mau instrospeksi juga. Pengen menang dan dilihat unggul istimewa sempurna paripurna.
Kita semua pernah dan pasti melalui fase narsis. Atau, kalau lupa, bisa cek anak kecil. Terutama usia 2 tahun pertama. Sangat narsis. Apa-apa tuh dia melihatnya hanya dirinya sendiri. Misal, kita merengut, dikiranya karena dirinya, kita ketawa, karena dirinya, semua seolah dirinya dan dirinya. Dan ini fase yang memang harus ditunaikan. Dipuji, disayang, itu kebutuhan. Karena anak kecil ini merasa dirinya penting dan berharga.
Fase narsis ini kaitannya dengan membangun self worth anak, mengenali ego diri. Walau sayangnya, gak semua dari kita tuntas disini.
Jika kita gak memiliki kesadaran lebih, akan terbawa hingga usia dewasa nanti.
Saat aku belajar ilmu Holistic Human Development Age and Cycle, manusia itu melewati beberapa fase tumbuh kembangnya. Baik secara: fisik, energi, emosi, mental dan spiritual.
Well, belajar ilmu Holistic itu bukan serta Merta kita jadi Zen, seimbang, atau jadi tenang sekejap. Nope. Bahkan bisa jadi, kita perlu up and down dulu karena merasa 'bolongnya' banyak, jadi perlu tambal sulam juga buat diri sendiri. Intinya : mempelajari diri sendiri itu, sampai mati. Gak ada habisnya.
Ok, let's talk about it!
🤗⬇️
Pada 7 tahun atau 8 tahun pertama early life/early childhood manusia, berkembang badan fisiknya terlebih dahulu. Bisa kita lihat kebanyakan balita, rambutnya gak sebanyak orang dewasa. Fisiknya juga masih belum sempurna (suka jatuh kalau jalan). Karena physical materi/tubuh fisiknya dulu yang berkembang, maka di fase ini jelas, kita sangat egois (mementingkan diri, pengen diperhatikan lebih dst.)
Segala perkembangan yang ada di tubuh fisik itulah yg paling penting di usia itu. Bukan yang lain gak penting, tetep penting, tapi usia anak-anak pertama itu, mereka punya basic needs buat tumbuh optimal untuk fisiknya.
Setelah itu, kemudian di usia 7 atau 8 tahun berikutnya (sekitar usia 7-14 tahun untuk anak perempuan/ atau 8-16 tahun anak laki-laki), tubuh emosinya yang tumbuh.
Pada fase ketiga, atau 14-21 tahun (perempuan) dan 16-24 tahun (laki-laki), tumbuh tubuh mentalnya, intelektualitasnya.
Apa yg terjadi di tahun pertama tubuh fisiknya? Yaitu : willingness.
Willing atau kemauan, anak-anak di usia ini lagi sangat besar energinya. Makanya bisa kita lihat anak kecil will-nya gak gampang nyerah. Pas belajar merangkak ke berdiri, berdiri ke berjalan walau jatuh berkali-kali mereka nggak nyerah gitu aja.
Willing ini terjadi di level mental. Kalau physical bodynya sehat, mentalnya sehat. Dan kalau willnya diizinkan sehat, physical bodynya juga ikut sehat.
Will ini udah ada cetakannya, default-nya gitu. Tiap anak terlahir dg Will yang kuat, kita gabisa sebagai ortu nambahin willnya. Tapi ortulah yang bisa menghambat/mengurangi Will anak.
Anak yang willnya di masa ini tidak tuntas, biasanya pas udah gede bingung dan ngeluh mau ngapain.
Menghambat willnya anak usia 7-8 tahun ini yg paling sering adalah melarang anak, nanti semakin sering dilarang, willnya makin meredup. Sama seperti demam. Karena saat demam, suhu tubuh naik, sel-sel imun (seperti sel T dan fagosit) jadi aktif dan mereka bekerja lebih efektif.
Dalam ilmu kesehatan holistik, demam itu fungsinya: membakar racun dan ketidakseimbangan energi.
Bahkan bisa mempercepat metabolisme, meningkatkan sirkulasi darah dan memperlancar eliminasi limbah melalui keringat.
Di fase kedua, tubuh emosi yang berkembang pesat, disini feeling-nya mendominasi. Masa-masa menjelang puber, mulai perasa. Tapi kalau difasilitasi dengan benar, diberikan kesempatan untuk bisa berkembang dg sehat, banyak sekali kebaikan yang bisa diberikan.
Kalau soal mental atau proses untuk bisa thinking ini belakangan. Kenapa? Karena *Berfikir itu adalah hasil dari penyempurnaan proses antara kemauan dan perasaan yang baik. Maka ia akan bisa berpikir dengan baik.*
Thinking= willingness+ feeling yang berjalan proporsional
Betapa banyak hari ini orang bilang, "Sistem/Bro/Mbak/Mas, itu orang kayaknya nggak mikir gitu lho, nyakitin aja kerjaannya"
See?
Ya, bisa jadi karena ada salah satu yang ter-skip dari 2 hal sebelumnya. Sehingga proses berfikirnya pun menjadi tidak baik.
Untuk memelihara feeling, dengan mengasah kemampuan merasa, merasakan perasaan dengan baik, tunai.
Jadi sebenarnya saat memelihara feelingnya anak, kita gak bisa cuma memelihara feelingnya aja, willingnessnya diabaikan. Gabisa. Karena setiap fase sebelumnya, itu adalah pondasi untuk fase setelahnya. Di fase willing, tetep ada batasan, atau boundariesnya, apa?
Yaitu : aman & nyaman.
Usia 0-7 tahun pertama manusia, ketika tubuh fisiknya sangat berkembang, yg terdevelop itu namanya Gut brain. Yaitu pencernaan. Ini nantinya terkait sekali dengan gut instinc. Semakin sehat pencernaannya maka gut instincnya semakin baik juga.
Setelah itu, 7-14 tahun anak, yang berkembang adalah heart brain, ini di layer emosi atau perasaannya yang berkembang.
Di tahap ketiga atau usia 14-21 tahun (perempuan) dan 16-24 tahun (laki-laki), berkembang optimal head brain mereka, kognitifnya, intelektualitasnya. Makanya kalo mau lihat anak2 kita pinter cerdas itu rata-rata usia SMP, SMA dan kuliah.
The gut brain ini, kita gunakan untuk memahami identitas kita, siapa kita di dunia. Ini yang menolong kita untuk belajar merawat diri, memproteksi diri dengan mengikuti gut instinc kita. Ini nature, alami, setiap saat ada untuk menjaga diri kita.
Contoh the gut brain : dikejar singa, auto lari. Gak bertanya-tanya dulu, kamu siapa tinggal dimana 🤭
Jia di layer mental nanti tuntas, kita akan semakin lihai mendengar insting itu. Sama kayak kalau kita ketemu orang, kalau udah terbiasa, kita bakal bisa menentukan mau kerjasama siapa dan menolak siapa. Kalau di sisi spiritual, jiwanya bersih, jadi jernih melihat segala sesuatu. Dan ini memang perlu diusahakan, gak ada cara instan selain menunaikan hak pertumbuhannya satu per satu.
Kedua. The heart brain.
Itu otak perasaan. Fungsinya membantu sensing the world, mengindera dunia melalui emosi dan feeling.
Contoh : melihat orang kesusahan, kita berempati. Bukan malah ketawa-ketiwi.
The last but not least. The head brain.
Atau otak kepala (real otak kita yang sudah terdevelop, ini di layer mental). Idealnya usia 21 tahun untuk anak perempuan sudah optimal matang dan usia 24 tahun anak laki-laki sudah beres.
Fungsinya : kita gunakan untuk menganalisa informasi, kalkulasi, mengaplikasikan logika. Dan jika dikombinasikan dengan gut+heart brain sebelumnya, akan menjadi wisdom. Membuat keputusan yang bijak.
Misal, "Kayaknya masuk akal deh, dan baik juga jika aku begitu..."
Nah, itu tugas head brain.
Lebih jauh lagi, head brain berfungsi baik jika tidak terpapar kotoran otak. Seperti pornografi dll. Maka, kita perlu melengkapi di setiap fase perkembangan dengan layer yang paling halus. Yaitu : spiritual.
Lalu, gimana cara memulihkan orang NPD?
Biasanya NPD gak merasa dirinya NPD. Justru orang yang mereka manipulasi lah yang secara sadar pergi ke psikolog, psikiater buat membereskan lukanya.
Jadi, jika itu orang dewasa yang terjebak dalam tubuh anak kecil, doakan saja. Doa yang baik-baik dan jika sudah merusak mental dan kita punya kemampuan buat menjauh, jauhi, pergilah. Karena mereka tak akan pernah mampu memahami jiwamu, kecuali Allāh yang berkehendak.
Comments
Post a Comment