Rajab, 2025 dan Hijrah
Halo teman-teman! I'm back. Inilah post blog perdana yang aku torehkan di awal tahun 2025.
Ya, seperti judulnya, aku akan cerita hal-hal yang aku rasakan, pikirkan dan lakukan 2025 awal ini.
Pertama, Rajab.
Bulan Rajab merupakan salah satu bulan yang aku nantikan. Pasca the dark night of the soul sepanjang 9 bulan sebelumnya (start pertengahan Syawal), perlahan-lahan aku mulai menemukan kelapangan setelah hijrah.
Momen the dark itu aku tandai dengan mencoba berniqob. Nyatanya, ya walaupun sahabat aku banyak yang Istiqomah, aku tak sekuat mereka. Fase berniqob itu aku gunakan untuk murni melakukan perjalanan kedalam diri, mengunci diri, menarik diri dari segala kebisingan di luar sana. Tidak mudah memang, tapi dengan berniqob aku jadi punya PoV bagaimana teman-teman niqob'ers aku rasakan. Apa itu? Kalau meminjam bahasanya Carl Jung, individuation. Itu setidaknya yang aku rasakan secara personal. Lebih tune in, Dig deep.
Apa itu individuation (individuasi)?
Carl Jung memperkenalkan istilah individuasi ke dalam ilmu psikologi.
Individuasi merupakan proses untuk menjadi diri sendiri yang utuh, tak terpisahkan, dan berbeda dari orang lain.
Cirinya apa?
- Individu yang telah mencapai individuasi menerima dirinya dengan penuh kesadaran.
-Individu yang telah mencapai individuasi menyeimbangkan semua bagian dari dirinya.
-Individu yang telah mencapai individuasi memperoleh pemahaman yang lebih jelas tentang dirinya sendiri.
Setelah perenungan panjang. Sejak dulu sebenarnya aku memang tidak suka membanding-bandingkan (efek jadi anak tunggal juga), bahkan diriku sendiri enggak mau jadi seperti orang lain. Even zaman SD ngefans banget sama Sherina, tapi aku enggak punya pikiran buat jadi Sherina (nyanyi, main film), because I know, I'm writer, not singer or actress.
Namun, namanya juga manusia ya. Di fase the dark night of the soul utamanya, aku merasa perlu juga di situasi tertentu buat being others supaya enggak diganggu orang lain. Jadilah mencoba menyelami konsep cadar. Berusaha buat jadi 'orang lain' atau 'bukan diriku '. Extremely, orang kaget aku bercadar tanpa introduction (maskeran dulu kek, atau apa gitu ya hehe). Walau suami aslinya membebaskan mau pakai enggaknya. Namun, kita enggak boleh egois juga dong yaa. Sempat aku tanyakan juga, walau katanya gpp, tapi aku tau, manusia people pleasure itu memang akan sulit menolak. So, ya jalani dulu aja. Cadaran. Sambil... Cek diri dan lingkungan. Dan balik lagi, merasakan, melihat kemampuan diri, terutama niat. What for?
Sebelum pindah aku merenung, pasca pindah di lingkungan baru, aku mulai meyakinkan diri lagi, melenturkan hati kembali. Untuk apa aku berniqob kalau kesulitan bersosialisasi? Bukan salah niqobnya, tapi akunya yang tidak siap untuk bergerak jika secara penampilan terlihat berbeda. Maka, bismillahirrahmanirrahim, aku kembali ke mode semula.
Sebelumnya, di 2024 juga sempat ikut kelas spesial khusus membahas niqob/cadar. Disana aku juga temukan beberapa jawaban yang cukup menjadi pertimbangan bahwa tidak bisa aku lanjutkan. Kenapa? Kembali ke niat hati (momen the dark) dan masih banyak amalan Sunnah yang mudah dan nyaman dilakukan setiap hari yang bisa aku kerjakan. Aku tulis disini mungkin banyak yang menanyakan, terutama yang sudah berjumpa di beberapa bulan 2024 (pertengahan) yang menyaksikan aku berniqob, kini tidak lagi. Ini murni, fase the dark night yang aku lalui.
Makasih banyak buat teman-teman, kakak-kakak/Teteh, adik-adik yang telah menguatkan diriku. Hanya Allah yang mampu memberikan balasan kebaikan diatas kebaikan. Hanya Allah yang sempurna dalam memberikan balasan.
2025
Tepat 1 Januari 2025, tepat 1 Rajab 1446 H, kami pindah rumah. Alhamdulillah!
Tahun yang aku harapkan untuk sepenuhnya bisa letting go. Termasuk melepaskan attachment pada rumah tumbuh yang aku bangun dengan cucuran peluh dan tabungan yang tak sedikit itu. Ya, melepaskan kemelekatan pada dunia, walau hanya bentuknya rumah, tidak mudah. Namun jika niat lurus, toh aku dulunya juga enggak memiliki rumah itu, semua itu titipan aja dariNya, maka, lega lah jiwa raga.
Rumah lama sudah kosong. Kini, aku sambut hariku dengan semangat baru, lingkungan baru, teman baru, dan be right back :) banyak hal yang aku tunda sepanjang 9 bulanan lalu di fase gelap itu. Semoga Allah lapangkan terussss hatiku.
Hijrah
Bukan sekadar fisiknya. Tapi, seperti yang aku pahami beberapa tahun ke belakang ini. Hijrahnya fisik juga diiringi dengan hijrahnya layer badan yang lebih halus lagi. Dari energetikal, emotional, mental dan spiritual semuanya bersatu padu untuk berpindah ke dimensi vibrasi atasnya. Mudah-mudahan bisa naik dari lawwamah ke dimensi Muthmainnah :)
Alhamdulillah diawali dengan teman-teman di kajian kesayangan, teman-teman tadabbur di kelas Adiba spesial Rajab terkait dialog iman, teman-teman di kelas Aisar bersama ustadzah yang lembut hatinya, hingga teman-teman di berbagai grup yang tak hanya online tapi juga offline yang senantiasa menguatkan. Barokallohufiikunna Jamiii'an.
Bismillahirrahmanirrahim, seperti kata beberapa guru, ustadz, ustadzah, psikolog, terapis dan psikiater yang aku ajak ngobrol. Bahwa ketika kita bisa letting go, jiwa lebih jernih, utuh dan lapang, maka disanalah Allah akan berikan jawaban demi jawaban.
Alhamdulillahilladzii bini'matihi tatimmush sholihat.
Comments
Post a Comment