Healing Journey ini Membawaku pada Pemahaman

 


Ada hal-hal yang aku highlight dari perjalanan healing yang berliku-liku.
  1. Pertama, pasti terasa banget ujian menerima takdir. Qadarullah wamasyafa'al. Bahwa segala sesuatu sudah Allāh tetapkan. Dan setiap ketetapan Allah adalah yang terbaik. 
  2. Tidak ada istilah 'sakitku ini lebih sakit dari sakitmu', karena Allah sudah memberikan takaran yang sesuai, yang pas pada diri kita masing-masing. Ujian yang kamu tempuh dengan ujianku, jelas berbeda. Jika membandingkan kalau 'aku ini lebih sakit dan lebih deep parah sakitnya' dibandingkan sakit yang kamu terima, it's wrong, bigger wrong. Karena urusan pulih, urusan diri sendiri. Bukan urusan kamu yang lebih 'duluan' atau kamu yang lebih sakit daripada diriku. Grow at your own pace.
  3. Dalam healing journey, seringkali kita merasa maju dan berjalan cepat bahkan berlari. Tapi, kadang juga ingin berhenti, tersengal dan rehat sejenak. Terkadang juga ingin mundur, menyusuri jalan setapak yang telah dilalui. Inilah seni. Seni menyembuhkan diri. Kita tidak harus selalu berjalan maju, tapi kadang kala, mundur dan menghilang sejenak itu perlu. Agar point of view, cakrawala vibrasi kita semakin jernih dan utuh.
  4. Healing journey ini bukan 'perlombaan' apalagi pencapaian 'mana yang lebih sukses' dan 'lebih pintar' atau lebih keren. Nope. Healing ini semua atas izin dan kehendak Allah, salah satu bentuk kasih sayang Allah pada diri kita, diberikan taufiq, hidayah serta hikmah. Bukankah itu yang paling mahal harganya? Karena terkadang banyak orang yang merasa tau tapi tak mampu menjalani itu sebab hatinya masih mengeras seperti batu.
  5. Dalam proses healing ini, kita perlu melepaskan hawa nafsu, egoisme serta kerasnya qolbu. Healing akan berjalan jika kita sudah melembutkan badan. terutama didalam jiwa yang bersemayam. Betapa banyak orang yang kesulitan pulih, bukan karena mereka bodoh, bukan. Melainkan, karena hatinya tak mampu dilembutkan. Dan once again, ini, mahal.
  6. Healing journey itu tidak ada kaitannya sama eksternal. Karena perjalanannya adalah kedalam diri kita sendiri. Semakin kita merasa berat, artinya semakin kedalam memang perlu menembus aneka trauma dan luka. Tentu, tidak mudah. Tapi, ingat bahwa kasih sayang Allah itu tak terhingga dan yakinlah jika Allah berkehendak 'kun' jadi, maka jadilah. Bukankah amat sangat mudah Allah mengatur diri kita untuk sembuh utuh? maka, jangan sesekali kita bergantung pada selain-Nya. Karena segala ujian itu, diberikan memang untuk kita, secara spesifik, agar kita bisa bertumbuh, bijaksana.
  7. Healing journey itu membuatku lebih merasa sebagai hamba. Semakin menyakitkan, semakin terasa semakin yakin bahwa aku adalah hambaNya. Tanpa pertolonganNya, tiada apapun yang bisa aku lakukan. Alhamdulillahilladzii bini'matihi tatimmush sholihat...

Comments

Popular posts from this blog

Mukaddimah Kurikulum Pendidikan Anak dalam Keluarga Muslim sesuai Tahapan Usia bersama Ustadz Herfi Ghulam Faizi

Mendidik Anak Usia 7-9 Tahun

Mendidik Anak Usia 1-3 Tahun